Bali #9 : Pulang

Another summer day
has come and gone away
in Paris and Rome
but I wanna go home
Mmmmmmmm

May be surrounded by
a million people I
still feel all alone
I just wanna go home
Oh, I miss you, you know -
Home, a song by Michael Buble

Pulang. Malam itu, selepas menikmati Bedugul, Tanah Lot dan Kuta, aku menangis. Aku ingin cepat-cepat pulang ke Bandung. So melancholic! Sudah kurapikan semua barang-barangku di kamar ini. Aku tinggal mengangkutnya. Tapi langit masih gelap bahkan belum sampai bagian pertengahannya. Kepulanganku masih 17 jam lagi dan itu bukan waktu yang sebentar.


Saat pagi menjelang, akupun sudah tak tahu harus melakukan apa. Kubiarkan televisi menyala sementara aku berleha-leha di atas tempat tidur. Sekali lagi, aku tinggal mengangkut ranselku. Aku sudah siap bahkan sejak tadi malam! Beruntung, Pak Gde, sang supir ojek menjemputku lebih cepat dari waktu yang sudah disepakati.

Pukul 09.30 WITA, aku sudah check out dari hotel dan bergerak menuju Bandara Ngurah Rai dengan mengendarai sepeda motor milik Pak Gde. Tarif dari Pidada menuju bandara adalah Rp 50.000,- dengan ojek Pak Gde. Kalau naik taksi, mungkin bisa dua atau tiga kali lipat tarifnya. Kuminta Pak Gde untuk berjalan pelan-pelan saja. Aku ingin menikmati Bali untuk terakhir kalinya! Empat puluh lima menit waktu yang kami butuhkan untuk menuju bandara. Hari masih pagi dan pesawatku terbang pukul 13.45 WITA nanti.

"Hati-hati ya! Jangan lupa sama Pak De, nomornya tetep disimpan ya, Dik!" begitu pesan Pak Gde padaku saat kami akan berpisah. Aku terharu mendengarnya. Beberapa hari ini, Pak Gde adalah ojek langgananku, yang sekaligus kawan bicaraku-kawan berbagi cerita. 
"Siap, komandan!" ujarku sambil tersenyum mantap. 

Aku duduk di ruang tunggu bandara. Aku masih punya banyak waktu sampai pesawatku siap lepas landas. Tak ada pekerjaan selain mendengarkan Mocca, Payung Teduh, Frau dan Efek Rumah Kaca bergantian dari pemutar musik ponselku sambil mengunyah kepingan keripik kentang. Mataku jelalatan mengamati suasana bandara yang ramai. Orang-orang lalu-lalang. Beraneka warna kulit, warna rambut, pakaian dan rupa-rupa bentuk koper. Beraneka pula ekspresi wajah; senang, bingung dan sedih. Beraneka pula bahasa yang digunakan. Beraneka pula kepentingannya; urusan pekerjaan, bisnis, bertemu keluarga, liburan, atau pulang ke kampung halaman.

Pulang.

Apa yang orang-orang cari dari sebuah perjalanan?

Let me go home
I’ve had my run
baby, I’m done
I gotta go home
let me go home
it'll all be all right
I’ll be home tonight
I’m coming back home
-Home, a song by Michael Buble

Sumber gambar : google (with editing)

Gambar peta di atas adalah peta (+/-) 34 jam perjalanan Jawa-Bali yang kulalui. 
Catatan ini sekaligus mengakhiri catatan perjalananku di Bali sejak tanggal 26 Februari hingga 3 Maret 2014. Satu impianku dibayar tunai oleh Tuhan. Setidaknya, ujung barat  dan ujung timur Pulau Jawa pernah kulihat. Syukur, alhamdulillaah... biidznillaah.

Comments

Oalaah jauh ternyata ya mbak, baru ngeh aku itu Bali di ujung. Anis pasti udah sangat b e t e kalau harus jalan sendirian, paling buku maning maning

Tamat sudah kubaca :))
Unknown said…
Bali itu sebelahan sama Pulau Jawa. Nyebrang Selat Bali, udah deh sampe. Hehe. That's why I love and want to travel around Indonesia, Nis! So amazing! Alhamdulillaah perjalanan 34 jam kemarin itu nggak ngebosenin ;)
noe said…
Gimana mau ngebosenin.. perjalanan 34 jam ditemenin voice note abya dan daffa. Wkwkwkwk
Unknown said…
Tapi voice note-nya Daffa & Abyan berhenti sampai di Majalengka, lalu setelahnya aku kesepian... hihi. Janji metikin bintang ya si gw? Ingetin ya Mba kalau ketemu :)
noe said…
Haha.. aku baru aja muterin voice note anak2 utk mu. Iya. Bintang apa yg akan kau bawakan utk mereka?
noe said…
Haha.. aku baru aja muterin voice note anak2 utk mu. Iya. Bintang apa yg akan kau bawakan utk mereka?

Popular posts from this blog

Ketika Dolly Ditutup

10 Buku Ini...

Cirebon #2 : Sunyi di Sunyaragi