Posts

Showing posts from December, 2012

Celetak-Celetuk tentang Perubahan

Saya sedang memikirkan tentang kata 'perubahan'. Tunggu, jangan pikir kalau saya menulis ini karena momen-nya pas lantaran mendekati detik pergantian tahun. Namun, sebut saja ini oleh-oleh, buah tangan. Hari itu, selepas hujan, saya menemui seorang kawan dan mengobrol. Sejak saat itu (bahkan ketika obrolan masih berlangsung), kata perubahan telah lekat di benak saya.  Cerita satu : si serius yang ekspresif Ini cerita tentang kawan saya. Settingnya pesantren, delapan tahun lalu waktu dia sedang jadi anak SMA. Saya mulai prolognya dulu. Kami belum lama kenal sih, tapi dari waktu yang sebentar ini saya pikir dia ekspresif sekali. Banyak punya cerita. Kalau sudah mulai bercerita, kadang saya kerepotan bagaimana harus memintanya berhenti. Imajinasinya terentang jauh melintasi Middle Earth, Final Fantasy dan entah apalagi. Hobinya nonton dorama atau film-film fantasi, di samping dia juga hobi baca buku, juga mendengar K-Pop. Kesukaannya serigala, walau belum pernah melihat la

Hujan

Image
suatu hari, hujan menawari cerita. suatu hari, hujan menawari luka. dan kita sirna. Hanya kita yang tak lagi menikmati hujan : pada butir-butir halus itu, pada detik yang membuat kita bersama, pada pelangi yang ramah. Hanya aku yang selalu rindu : episode-episode tawa itu, ketika aku menari-nari dalam peluk rinai, ketika engkau berkejaran dengan gemuruh. Hanya engkau yang selalu tahu : betapa waktu telah lama berlari dan mungkin tak lagi kembali. Ketika aku kalah dan engkau menyerah. Hanya kita yang tak lagi mencintai hujan : pada rintik yang membuka luka, pada menit yang begitu saru. Pada kita yang tak utuh. 25 Desember 2012 Hari hujan, dan aku mengumpat di masjid. Mereka justru berlari dan tertawa. Dakota – selaksa langkah dari rumah Teh Nurma  dan yeah, nulis beginian lagi (^o^)/ sumber gambar : kimberlypackard.com

NGAYOGYAKARTA : JOGJA

Nggak tahu deh, ini jenis tulisan apa (",)? Simak aja deh, masbro-mbaksis! Entah dari mana ide itu datang, tapi tiba-tiba saya berseru di hadapan Pebi dan Fauzia : gimana kalau Jogja? Ternyata ide spontan itu disambut pula dengan spontan: ayo! Jadi, hari itu juga kami packing dan hunting tiket kereta ekonomi. Hasil nihil. Langkah terakhir, kami akan ke Jogja sore itu juga, dengan menggunakan bis. Entah apa yang menarik dari Jogja, tapi akhirnya kota itu menarik kami ke beberapa ruangannya. Malioboro Katanya, belumlah disebut ke Jogja kalau belum menginjak jalanan Malioboro. Malioboro masih sama seperti sembilan tahun lalu ketika saya terakhir kali ke sana. Hanya saja, di sana kini telah ada shelter Trans Jogja dan beberapa potongan globalisasi lain, seperti toko-toko serba ada duapuluh empat jam itu. Melihat Malioboro membuat saya tergelitik untuk bertanya, mengapa Jogja sedemikian menariknya? Apakah karena daya pikat Malioboro ini? Apa yang sanggup ditawarkan

Jam Lepas Kantor

Hal yang paling menyenangkan dalam sehari adalah di rentang waktu pulang kantor. Saya menyebutnya jam lepas kantor. Yeah. Walaupun jam pulang kantor saya nggak tentu, seperti orang-orang pada umumnya. Kadang kala malah saya baru pulang pagi-pagi. Tapi ngomong-ngomong, yang paling menyenangkan adalah kalau pulang kantor sore. Yeah, kenapa? Karena biasanya, ada saja yang mengajak jalan-jalan atau nongkrong, atau sekedar minta ditemani pergi. Ini mengasyikkan karena banyak cerita yang bisa didengar, ada banyak tawa yang bisa dibagi, bahkan kadang ada tangis. Jam lepas kantor adalah pelepasan. Kadang jadi ajang evaluasi dengan rekan kerja. Kadang sarana untuk tertawa lepas. Iya, namanya juga pelepasan. Selalu menyenangkan menghabiskan jam lepas kantor bersama-sama. Berbagi. Sepulang dari angkringan Mas Jo 17 Desember 2012

Mempersiapkan Kehilangan [Sebuah Surat]

Image
Ini tentang kehilangan yang mungkin akan membuatku, membuat kita, bahagia. Lucu rasanya menuliskan ini, namun malam yang dingin, juga pecahan-pecahan kejadian yang hinggap pada takdir kita hari ini membuat aku menjadi tak sabar, begitu tak sabar untuk bisa menuliskannya. Terlebih dari itu, aku sama sekali tak mengharap kau menemukan tulisanku ini, dan dari hati aku cukup bersyukur, kau tak pernah tahu alamat blog-ku. Karena kalau tidak, kalau kau kubiarkan tahu tempat beberapa hal menjadi begitu rahasia bagiku, aku yakin, ketika kau menemukan ini, kau akan tertawa terbahak-bahak, seperti biasa. Dan aku sungguh tak mau melihat tawamu itu. Sungguh. :) Bagaimana kalau kita mulai saja, tanpa preambule yang tak penting barusan? Ah, pagi tadi kau baru saja menyebut kata preambule itu!  Beberapa menit lalu, sms-mu datang beruntun, kau sebut itu junk. Iya, kau nge- junk di hape-ku. Banyak sekali sampai overload. Kelebihan kapasitas dan memaksaku menghapus beberapa sms. Kau be