Posts

Showing posts from May, 2014

Melahirkan BBC

Image
Ini bukan tulisan kejar target mengingat target blogging saya bulan ini harus melampaui aktivitas blogging saya bulan lalu yang hanya berisi 5 postingan. Bukan seperti itu. Ini lebih pada.. hmm, apa ya? Curahan hati mengingat pikiran saya akhir-akhir melayang ke beberapa hal dan berujung mentok pada BBC sebagai muara segala benang-benang kusut pikiran. Setidaknya, di BBC ada sebuah kamar imajiner yang siap saya isi dengan banyak pertanyaan, kemudian pertanyaan itu dilempar kembali pada saya untuk saya jawab. Seperti ada satu cermin besar tempat saya bisa berdialog dengan diri saya sendiri.

Surat tentang Rasa Damai Itu

Pernahkah engkau merasai damai, hingga engkau tak tahu ia mengajak satu keping hatimu pergi? Aku baru saja memikirkanmu di beberapa waktu terakhir ini Pak. Tentang banyak hal yang tak bisa kita nikmati bersama dan seringkali tentang impianku yang tak bisa kau saksikan. Aku bukan anak yang bisa memenuhi janji atau benar katamu dulu, aku tak punya gairah untuk mewujudkan apa-apa yang menjadi impianku. Kurasa, kata-katamu dulu itu ada benarnya. Ah, andai hikmah itu sesuatu yang bisa langsung kita baca, tentu kita semua menjadi manusia yang bijaksana!

Monokrom

Image
Di sini, semuanya mendadak menjadi monokrom; hitam dan putih. Atau di antara keduanya; kelabu. Matahari sudah bergeser ke barat beberapa derajat dari titik tengahnya ketika saya dan teman-teman turun dari elf. Perjalanan dari Terminal Pariuk Aweh di Kabupaten Lebak- Banten, menuju Terminal Ciboleger kami tempuh dalam waktu satu jam, cukup untuk istirahat menyimpan energi. Akhirnya kami sampai di Ciboleger siang itu (29/03), terlambat satu jam dari perkiraan semula. Ciboleger adalah terminal terakhir menuju perkampungan Suku Baduy. Semacam entry point sebelum memulai perjalanan sepanjang 13 kilometer dengan berjalan kaki. Di sinilah tempat segala sesuatunya dimulai dan dicek kembali.

Yang Ditelan Waktu

Image
Kau sudah seperti sinyal operator seluler yang tiba-tiba hilang! Di perjalanan kita yang terakhir saat menuju perkampungan Baduy, kau berulang kali mengajakku bicara hingga aku lupa akan rasa lelah yang menggelayuti kakiku. Katamu, aku aneh lantaran di pertemuan kita yang pertama, aku langsung berkata, kalian yang tinggal di sini beruntung sekali. Padahal kita belum saling mengenal nama. Waktu itu aku yang lebih banyak bicara. Kau diam saja. Mungkin mendengarkan, atau bahkan mungkin mengacuhkan aku, orang asing yang aneh itu.

Seba Baduy : Hening Di Antara Hiruk Pikuk

Image
Selepas Magrib, aku dan temanku, Yehan, berjalan kaki dari Ciceri menuju Alun-Alun Serang. Butuh sekitar 20 menit untuk meniti trotoar menuju Alun-Alun. Ada banyak hal yang bisa ditemui ketika kita memutuskan untuk berjalan kaki ketimbang menggunakan kendaraan. Seperti yang kutangkap sewaktu menyusuri trotoar di Serang malam itu; udara malamnya yang pengap, tidak jauh berbeda dengan udara Serang di siang hari, trotoar yang berlubang di beberapa bagian juga helaan deru kendaraan bersahutan dengan klakson yang juga sering dibunyikan. Serang malam Minggu kemarin bagiku pengap dan bising.

Di Rawa-Rawa

Image
Sungguh, percayalah padaku. Bisa jadi, di dalam hutan belukar atau di rawa-rawa yang tak terurus, dahulunya pernah ada bangunan tempat orang-orang berbagi cerita atau juga cita-cita. gambar milik: www.henzr.blogspot.com It did happened. Suatu kali, kalau ada kesempatan, aku ingin mengajakmu menginap di tempatku. Kemudian di suatu pagi yang cerah, aku akan menemanimu menyusuri satu jalan yang ditumbuhi palem botol di salah satu sisinya. Jalan itu tak lebar, tapi juga tak sempit. Cukup untuk dua mobil ukuran sedang saling berjajar, dan satu becak yang menyempil di antara keduanya. Tak terlalu lebar, bukan? Tapi bukan tentang jalan itu yang ingin kuceritakan meski banyak kenangan yang ingin kupunguti lagi setiap melintas di atas aspalnya. Juga bukan tentang rumah yang duapuluh tiga tahun lalu pernah kuisi dengan cerita. Ini tentang sebuah rawa, dengan ilalang setinggi orang dewasa. Belasan tahun lalu, guruku mengajariku menulis di sana.