Posts

Showing posts from November, 2013

Jeda

Image
Ada yang menjadi indah selepas jeda yang berjalan sekian lama. Kemarin, sewaktu saya membuka kembali lembar-lembar tulisan di blog ini, saya menemukan sebuah tulisan. Sudah hampir setahun berlalu sejak tulisan itu saya buat. Sebetulnya, itu adalah sebuah surat untuk seorang sahabat, tapi saya tak pernah memberinya celah untuk tahu. Namun kemarin, tiba-tiba saja ada energi yang menguap keluar dan meminta saya untuk memberitahunya tentang surat itu. Tulisan itu, bisa dibaca  di sini . Saya menyapanya di twitter, memintanya singgah sejenak di tulisan itu. Tidak ada tendensi apa-apa sebetulnya. Saya hanya sudah lama tak membagi keceriaan bersamanya. Terakhir kali bertegur sapa adalah dua pekan lalu, ketika ia mengajak untuk naik Gunung Gede Pangrango. Mungkin, saya sedang merasai rindu. Atau mungkin juga, sudah saatnya ia membaca apa yang saya tulis itu. Hingga pagi tadi, saya tak punya firasat apa-apa sampai ia mengirim sesuatu di wall facebook saya. Begini isinya, he

Trip to Have Fun with Kids

Image
Beep. Sebuah pesan masuk. Ada acara di komunitas Rumah Ilmu di Ragunan. Kamu dateng aja. Acaranya lumayan seru, ada kreativitas bersama anak-anak. Begitu bunyi sepotong sms yang dikirim Bang Adhit, salah satu kawan dalam Krakatau Writing Camp tempo hari. Aku yang hari itu memang berencana mengunjungi kakak di Depok agak tergelitik juga dengan ajakannya. Ini seperti memulai lagi episode baru bagi serial yang sudah lama tak kugeluti lagi : beraktivitas dengan anak-anak. Maka pagi hari Minggu itu, aku sudah menunggu Juju di Terminal Depok. Juju sendiri adalah kawan yang juga kutemui di Krakatau Writing Camp. Ini pertemuan kami yang ketiga, setelah sebelumnya kami bertemu kembali dalam seminar kepenulisan di Salman ITB. Hari itu, kami akan bersama-sama berangkat menuju Ragunan dan bermain bersama anak-anak di Rumah Ilmu. Pukul 10.00, aku dan Juju baru sampai di Terminal Ragunan. Kami masih harus mengendarai angkutan kota menuju lokasi. Rumah Ilmu sendiri terletak di Jalan

Di Keping Kenangan Kita

Segala tentangmu Pak, aku tak lupa. Ada banyak persoalan yang beberapa hari terakhir ini kuhadapi, Pak. Sampai-sampai aku tak sempat menyiapkan hatiku untuk bertemu dengan kepingan kenangan yang pernah kita miliki di tempat ini. Dapatkah engkau menebak Pak, sedang berada di manakah aku saat ini? Ada satu kenangan tentang kita di dinginnya udara Kota Kembang. Gadis kecilmu ini, berbilang tahun yang lalu, mengenakan kaus hijau bergambar beruang yang sedang tertidur, dengan celana pendek dan sepatu keds, memasang pose terbaiknya di patung ikan mas besar itu. Ah, sudah berapa lamakah waktu yang telah berlalu itu? Kukira, waktu tujuh belas tahun sudah teramat wajar bagi sebuah kenangan untuk menguap. Tapi, aku masih mengingatnya. Mungkin engkaupun masih mengingatnya dengan jelas. Dan, jika waktu tak sebegitu kejam pada kita, mungkin saat ini aku tengah meneleponmu, kemudian membincang kenangan kita yang pernah ada di sini, di Sindang Reret. Pagi ini aku berjalan menyusuri j

Di Sisa Kaibon

Image
Menyoal Banten dalam kilasan episodenya yang rumit akhir-akhir ini tampaknya tidak terlalu menarik perhatianku. Justru, bagian yang paling menarik dari perjalananku kali ini di Banten adalah mengenal kilasan-kilasan kejayaan Banten. Pelajaran mengenai sejarah, bagiku tak pernah terasa membosankan. Kamu tahu Keraton Kaibon? Akupun baru mengenalnya kemarin, itupun hanya sedikit bagiannya saja.  Tak perlu diragukan lagi, Indonesia jarang sekali memiliki transkrip sejarah yang utuh. Seperti halnya dengan Keraton Kaibon yang saat ini bangunan megahnya hanya dapat dikira-kira dari sisa-sisa bangunan yang ada. Apa itu Kaibon? Sedikit cerita mengenai Kaibon dibagi oleh Bang Koelit Ketjil, salah satu fasilitator dalam rangkaian kegiatan Kampung Budaya, Rumah Budaya Nusantara yang diselenggarakan atas kerjasama antara Rumah Dunia dengan Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Meet the Strangers

Image
Dear all strangers, thank you for being so kind to me. I don't know where you are right now, but God always know. Since I can't pay anything, let God pay the rest. Ada banyak sekali orang asing di sekitar kita. Beberapa di antaranya kemudian menjadi teman baik atau sahabat, beberapa lagi diizinkan Tuhan unuk tetap menjadi asing dan tidak dikenal. Di perjalanan pulang dari kantor menuju kosan tadi, ada beberapa hal yang ingin saya tertawakan tentang episode crowded hari ini. Namun, episode-episode tentang pertemananlah yang tampaknya punya daya magnetis yang lebih besar dan menarik diri saya untuk memikirkannya dalam-dalam. Well, kamukah orang asing yang saya temui di persimpangan hidup kemarin sore itu? Sore tadi saya membaca tulisan salah seorang kawan. Sebutlah namanya Nurul. Saya memanggilnya Mbak Nurul. Belum hitungan tahun saya mengenalnya. Bertemu, mungkin baru tiga kali. Namun, entah ada kekuatan dari mana, saya merasakan ada kehangatan dari obrolan-obrolan ya