Posts

Showing posts from May, 2012

Jatuh Cinta (Lagi)

Seperti apakah rasanya jatuh cinta? Tiga pekan yang memaksa saya belajar banyak hal, di samping merupakan pekan yang begitu melelahkan. Hari ini, rupanya episode pembelajaran itu masih harus saya tempuh. Thanks God, I still have chance to learn more... Tak ada firasat apa-apa hari ini. Pekerjaan di kantor selalu situasional, jadi tak ada firasat yang saya rasakan atas tugas yang mungkin saya terima hari ini di kantor. Tiga pekan ini saya sudah menjalani beberapa profesi dalam dinamika yang begitu cepat : menjadi guru home schooling , menjadi 'ibu rumah tangga', menjadi perawat, pun menjadi pendamping orang yang melahirkan. Jadi, saya tak perlu kaget kalau hari ini mendapatkan tugas yang agak seksi lagi. Saya sedang duduk di depan rekan kerja saya ketika ponselnya berbunyi, tanda ada panggilan masuk. Berdasarkan obrolan yang saya dengar, pihak kantor kami harus datang ke rumah sakit untuk mengurus administrasi salah satu klien kami. Yap, tugas itu jatuh ke tangan re
Maka apalah yang bisa menyelamatkan kita kelak? Sejujurnya saya masih ngantuk, namun karena dikejar agenda pukul delapan pagi nanti, maka saya memaksa mata untuk terjaga. Alarm handphone saya belum berbunyi, tapi kakak saya sudah mendorong-dorong tubuh saya- bukan untuk membangunkan tapi agar tidur kami nyaman. Saya melirik jam, sudah hampir pukul dua dini hari. Saatnya bersiap. Sebentar saya mengecek handphone , ada dua panggilan tak terjawab dan sebuah pesan singkat. Betul, sudah saatnya bersiap, karena sepuluh menit lagi travel jemputan saya datang. Naik travel adalah pilihan satu-satunya untuk mencapai Bandung sebelum pukul tujuh pagi. Kalau naik bis, dijamin, pukul sepuluh baru bisa menengok Cicaheum. Pada akhirnya, setiap diburu agenda pagi di Bandung saya selalu menggunakan travel dini hari yang artinya saya harus bangun pagi-pagi sekali. Biasanya, ketika sudah duduk manis di dalam mobil travel, saya menyalakan MP3, untuk mengalihkan perhatian saya dari laju travel
Mungkin terlihat sederhana, namun yang namanya melewatkan minum obat dari jadwal yang sudah ditentukan itu bukan perkara sederhana.

Leuwigajah, Mulai Jatuh Cinta

Tiba-tiba saja, ketika saya sudah mulai memantapkan diri kembali ke jalur yang benar (skripsi), selepas pulang mengambil data di Indramayu, sebuah takdir datang menghampiri... Hari keempat di Leuwigajah, Cimahi. Syukur hari ini, setelah tiga hari kemarin selalu gagal membuka laman blog, hari ini saya bisa berceloteh. Bernafas lega, akhirnya. Sungguhlah, di sini sepi. Rumah ini begitu tenangnya setiap hari, kecuali kalau keluarga Ibu sudah pulang dari aktivitasnya masing-masing. Kecuali kalau si kecil Muhammad sudah bertandang ke lantai dua, kicau nya cukup membuat hidup hari saya. Muhammad, putra Ibu memang suka bertandang ke "wilayah" saya. Iyalah, sejauh ini klien yang saya dampingi di sini jarang sekali mengajak bicara, kecuali saat-saat belajar, makan, nonton televisi dan beranjak tidur, sesekali saya dengar juga celotehan maupun melihat tawanya. Itu juga cukup menenteramkan hati saya. Dalam rangka aa, saya di Leuwigajah? Itu, takdir yang menghampiri saya sekembali

Antara Kapal Kertas dan Kupu-Kupu Sutera Danastri... # 1

Image
Lihatlah Banyu dan Nismara ... Aku seperti terhisap matahari itu, masuk kedalam pusat galaksi warna-warni. Andai bisa aku rayu semua gugusan bintang diatas samudera itu untuk lebih mendekat dan melihat kedalam cahayaku. Aku ingin tahu seperti apa pendapat mereka tentang perahu kertas yang sekian banyak telah aku rangkai. (Astri) Ketika dulu perahu kertasku terjatuh dan hanyut terbawa arus, rintik hujan seakan menjelma menjadi dinding kristal kemilauan indah, membuai dan menyilapkan mata sangat kemerlip. Membuyarkan semua akal sehatku dan sempat aku kejar perahu itu yang berkelok diantara bebatuan karang muara yang akhirnya lenyap ditelan gelombang bijak. Kenapa aku mengejar perahu kertas itu? Karena disitu ketika aku merangkainya ada banyak gambaran tentang dirimu. Begitu bodohnya aku, kenapa juga aku melukis gambarmu dipermukaan perahu kertas itu? Yang mana mudah remuk tersentuh air meski embun sekalipun. (Astri) Ketika dulu engkau berjalan meniti jembatan diatas su

Harga Sebuah Mimpi

Hari ini aku belajar, bahwa setiap orang, bagaimanapun terbatas keadaannya, berhak memiliki cita-cita … [dipetik dari Laskar Pelangi]             Jadwalku hari ini relatif senggang : pagi menghadiri Musyawarah Kerja BEM, siang free dan ba’da Ashar rapat. Aku berharap Muker tidak akan berlangsung lama, dan nyatanya benar. Jam sebelas aku sudah melangkah keluar dari gedung fakultas, menuju MIPA menemui Fauzia yang tiba-tiba menanyakan posisiku.             “Ntan, ntar dateng kajian film?”             “Nggak tau, tadi sih booking ke Alita. Fau dateng?”             “Dateng yuk!” Jadilah aku tergoda bertandang ke PKM, menikmati sajian film plus kajian (tetep) dari perspektif Psikologi yang dikemas oleh anak-anak Sublimotion. Ashar, aku bergerak menuju Al-Furqon. Tiba-tiba, aku melihatnya : seorang anak berkaus kumal tampak sedang memanggul karung yang hampir sebesar tubuhnya.             “Hei Kiki!” sapaku.             “Eh, Teteh…”             “Lama ya, nggak ketemu! In