Posts

Showing posts from February, 2014

Menjadi Relawan

Image
Volunteering is not a job, it is a dedication. It is not about how much money you can collect, it is about how you make others smiling or even laughing. Agak sulit mencari orang yang bersedia melakukan aktivitas sukarela belakangan ini. Apalagi dengan titel pendidikan yang turut nangkring di belakang nama seseorang, seperti secara otomatis menjadi barometer baru atas sistem besaran pengupahan. Tidak ada yang salah memang. Sayapun tak berusaha menyudutkan. Sama sekali tidak. Namun seperti yang juga kita tahu, banyak hal di luar sana, yang bisa kita lihat dengan mata -tanpa perlu alat khusus untuk memperjelasnya- yang menuntut kita untuk melakukan sesuatu tanpa upah.

Ed dan Erupsi Kelud

Cerita Ed kepada saya pagi tadi begitu menarik. Ed, dengan peluh yang masih bersisa selepas jogging di Balai Kota, menemui saya yang duduk di undakan tangga. "Lu nggak pake masker?" "Agak males pake. Lagian masker bikin saya susah nafas." "Tapi abu Kelud katanya bahaya lo, bentuknya runcing. Tajem. Nanti kamu bisa kena infeksi saluran nafas." "Kamu juga nggak pake." "Kenapa ketawa?" "Hehe, nggak apa-apa." "Such a weird..."

Senyum Adik-Adik Cibeureum : Hadiah Kecil dari Tuhan

Image
Apa yang lebih melapangkan hati, selain melihat tawa renyah anak-anak?   Pagi yang masih diselimuti mendung. Gerimis kecil mengiringi perjalananku dari Kramatwatu menuju Kampung Ciloang, meeting point sebelum keluarga Komunitas Relawan Banten (KRB), KSR Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Relawan Fesbuk Banten News dan keluarga Rumah Dunia bergerak menuju Kampung Cibeureum, Cikande, Tangerang. Aku akan mengikuti aktivitas mereka hari itu; bermain bersama adik-adik di Kampung Cibeureum. Anak-anak, bagaimanapun keadaannya tentu harus difasilitasi untuk bermain dan belajar. Bukankah seharusnya seperti itu? Pengondisian pengelompokkan adik-adik oleh relawan Di warung yang letaknya hanya sepelemparan batu dari Rumah Dunia, Pak Koelit Ketjil memandu briefing terakhir sebelum kami bergerak ke Cibeureum. Ada hal-hal yang harus kuperhatikan di kali pertamaku bergabung dalam program trauma healing KRB. Perlulah kiranya kusampaikan apa yang beliau katakan. Selfie, untuk beberapa

Hadiah di Pagi Hari

Image
Serang masih digelayuti sisa hujan semalam. Kalau tak ingat pagi ini aku harus bekerja, maka sudah kurebahkan lagi tubuhku di kamar Anis yang hangat.  Kami berdua duduk di sebuah bangku kayu panjang dekat dengan warung rokok kecil di depan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Aku menunggu bis Merak-Bandung. Anis menemaniku. Kami bicara tentang banyak hal hingga bis yang kutunggu tiba. Anis memberiku tas biru kecil yang sedari tadi digenggamnya sebelum aku melompat naik ke dalam bis. Katanya, itu untukku dan Mba Isti. Aku agak tak enak hati menerimanya. Pemberian itu terlalu istimewa.

Menyikapi Kabar

Ketika bangun pagi tadi, ada kabar yang tiba-tiba membuat mata saya utuh terbuka. Sebuah pesan masuk ke telepon seluler saya, sebuah peringatan untuk tidak berkunjung ke Cilegon. Dalam pesan tersebut, katanya pantai di Karangantu Serang surut sampai 1 kilometer. Dan yang membuat pagi saya terasa tak enak adalah, kejadian itu dihubungkan dengan tsunami Aceh. Ya, Serang katanya akan dilanda tsunami. Tak jelas dikatakan seperti itu, namun saya membaca gelagat kalau broadcast message itu tepat mengarah ke sana. Hello?  Somebody please tell me the truth!

Ed dan Soal Berat Badan

Sebentar, gue haus. Gue minta tehnya, ya! Eh, udah sampai mana kita tadi? Oya, lagi-lagi tentang cewek.  Satu yang mesti lu tau tentang cewek. Ups, lu pastinya lebih banyak tau tentang cewek daripada gue. Tapi nggak ada salahnya juga sih kalau gue ngomong apa yang sebenernya lu udah tau. Cewek, suka berlebihan kalau ngeliat jarum timbangan bergerak agak condong ke kanan. Bener nggak sih? Rata-rata temen cewek gue, selalu bereaksi macem teriak kalau sadar angka di timbangan itu representasi kondisi badannnya. Sebagian langsung denial- menyangkal kalau badannya makin tumbuh ke samping. Mereka bilang, timbangannya harus dikalibrasi ulang. Sebagian lagi langsung bikin program diet ala OCD atau pola karbo-protein atau  food combining ala Erick Karlebang. Asal jangan sampe bulimia nervosa atau anorexia nervosa aja sih menurut gue mah. Lu tau kan, banyak selebriti yang terjebak eating disorder? Kita hidup sejaman sama Mary Kate Olsen, bintang yang dulu melejit di serial Full House (kej