Posts

Showing posts from January, 2014

Melipat Celebes

Hey kawan hey teman semua yang mendengarkan ungkapkan rasa cinta dalam pelukan bulatkan tekad untuk raih mimpi bertepi sesegar kopi hangat temani warnai pagi mentari senja tetap bersinar di ufuk barat mari kita susun rencana kedepan kita melesat cepat jangan terhambat oleh rasa ragu tambahkan sedikit susu tuk aroma kopi yang baru Hei kau jadikanlah dirimu seperti yang kau mau Hei kau ekspresikanlah dirimu seperti yang kau mau

Bukan Perpisahan

"Bandung is not a place. It's a feeling." Ridwan Kamil, Walikota Bandung Saya tidak benar-benar tahu apa yang Tuhan gariskan. Namun tampaknya, saya memang sudah harus hengkang dari kota yang hampir 7 tahun ini menina-bobokan saya lewat udaranya yang dingin. Suatu hari, seorang kawan bertanya, "kenapa Teteh bosen di Bandung? Saya malah pingin tinggal di Bandung!" Saya tersenyum saja, tak mampu menjawab karena saya tidak betul-betul punya alasan yang bisa saya ungkapkan dengan gamblang.

Ed dan Obrolan di Angkot

Nyatanya, di dalem angkutan kota yang bahasa kerennya adalah angkot, gue bisa ngerasa begitu malu.  Dua orang cewek yang gue yakin umurnya beberapa tahun di atas gue, masuk ke dalam angkot yang gue naikin. Jelas udah nggak ada tanda-tanda yang bisa ngeyakinin gue kalau mereka adalah mahasiswa macem gue. Kayaknya mereka itu pekerja. Yang pertama rambutnya lurus sebahu sementara yang kedua pakai kerudung. Gue duduk berhadapan dengan mereka yang asyik ngobrol tanpa tahu kalau gue lagi merhatiin mereka.

Serang : Dari Alun-Alun Menuju Kampung Ciloang

Aku mencari-cari sosok itu. Ya, sosok yang biasa menggunakan celana jeans dan kemeja yang sedikit digulung bagian pergelangan tangannya. Sosok yang tak lepas dari ransel. Mataku mengitari komplek Alun-Alun Serang yang saat itu dipenuhi lapak-lapak pedagang dan beberapa arena bermain. Sepertinya malam tadi ada pasar malam di situ. Namun sosok itu tak juga kutemukan. Kakiku melangkah keluar, menuju arena olahraga yang masih termasuk ke dalam komplek Alun-Alun Serang. Tempat yang setahun lalu sempat kusinggahi dan disuguhi cerita tentang Banten juga Suku Baduy dari seorang bapak yang duduk di sisiku saat itu. Sayang, aku tak ingat menanyakan nama. Wajahnyapun sudah terhapus dari memori.

Ed dan Hati yang Patah

Image
Aku melihatnya hari ini. Ransel cokelat ia gantungkan di sebelah lengan. Kaos oblongnya agak kedodoran membalut perawakannya yang kurus. Hanya segaris senyum menyembul saat ia mulai menghampiriku.  *** Ngapain lu di sini? Nungguin gue ya? Hahaha. Muka lu ngingetin gue sama temen gue. Cewek. Temen sekelas gue. Dia lagi patah hati. Lu tau kayak apa rasanya? Hahaha.

Ed dan Sebuah Senyum

Image
Hei, kita ketemu lagi. Entah apa yang dimau Tuhan  sampe kita ketemu begini. Lu mau denger cerita apa? Sori, gue yakin lu cuma mau denger cerita gue kan? Terus lu tulis apa-apa yang gue bilang. Gitu kan? Udah nggak usah gelagapan gitu. Santai aja, lagian gue emang mau cerita. Suatu hari temen gue bilang gini, "Lu lebay deh Ed!" Bisa lu tebak kenapa temen gue bilang begitu? Semua gara-gara ia sering banget liat gue nyeberang jalan, sambil tangan gue kasih kode ke yang bawa motor atau mobil, mandang kira-kira aman nggak kalau gue nyeberang. Sambil nganggukin kepala dan ngelempar senyum, atau seringkali sambil kasih jempol buat mereka yang udah kasih jalan buat gue nyeberang. Ada yang salah nggak sama cara gue? Gue mikir sih biasa aja, nggak lebay kayak yang dibilang temen gue.

Ed dan Sore yang Damai

Eh sebentar, kita udah kenalan kan? Sori, gue kadang suka nggak pedulian sama orang. Termasuk sama lu juga sih. Gue tipe orang yang nggak bisa inget nama orang lain dalam hitungan detik. Oke, jadi siapa nama lu? Oh ya, nama lu Intan. Sore tadi entah kenapa kaki gue melangkah seenaknya ke suatu tempat. Cuaca seharian ini emang enak buat jalan-jalan. Tadinya, gue cuma berencana main-main ngabisin waktu di Ciwalk, tapi oo God! Rupanya Tuhan ngebisikin sesuatu ke kaki gue, sesuatu yang nggak sempet diolah sistem kognisi gue. Lu tau gue kemana? Mesjid.