Remake : Forever Sunday

Beberapa hari lalu, seorang adik tingkat di kampus berulang tahun. Di momen istimewanya itu, ia menerbitkan buku secara mandiri. Maksudnya, ia menulis buku, mencetaknya, kemudian membaginya secara gratis. Mengetahui hal ini, tentu saya girang bukan main. Saya cinta buku, namun saya lebih suka kalau terselip kata free di dalamnya. Jadi, ketika ia mengumumkan akan membagi-bagi bukunya secara gratis melalui salah satu jejaring sosial, sayapun ikut berkomentar. Saya harap, saya masih kebagian buku yang dicetak hanya beberapa eksemplar itu.

Tak disangka, ia malah balik menodong saya. Ia bilang, "Kalau dibarter dengan buku Teh Intan, bagaimana?" Bagi saya, itu jleb sekali. Saya memikirkan, kira-kira kumpulan tulisan apa yang akan saya barter dengan si adik ini. Puisi? Ya, pada awalnya terpikir untuk dibarter dengan kumpulan puisi hasil karya saya beberapa tahun ke belakang. Namun kok ada yang mengganjal ya?

Beberapa hari terlewati. Si adik mengirim pesan pada saya, kira-kira kapan waktu barter akan dilaksanakan. Tuhan! Saya belum menyiapkan apa-apa! Maksud saya, untuk tulisan, okelah saya punya arsipnya, namun perkara me-layout atau mendesain cover, bagi saya bukan perkara mudah. Jelang beberapa hari sebelum hari barter tiba, saya menangkap ide. Bagaimana kalau tak usah memberi kumpulan puisi? Rasanya tak akan renyah kalau sekedar puisi. Maka saya bongkar file yang sempat terselamatkan dari laptop saya yang rusak itu, namun lagi-lagi hanya terpikir memilih beberapa puisi.

Selepas liputan di Trans Studio Bandung, pikiran saya kembali cerah. Ya, ide itu datang setelah saya menonton pertunjukan Teater Si Bolang di Trans Studio Bandung. Aha! Bukankah menyenangkan kalau berbagi tentang anak-anak? Dan, sore itu saya berharap dapat menemukan kumpulan tulisan yang saya tulis sekitar tahun 2010, judulnya Forever Sunday. Alhamdulillaah, file nya masih tersimpan apik. Kini masalah layout. Bagaimana ya? Seorang teman yang diharap dapat membantu, sepertinya sedang sibuk, jadi malam ini, beberapa jam sebelum barter dilakukan, saya nekad mencoba me-layout  dan mendesain sendiri cover kumpulan tulisan dalam Forever Sunday. Dan taraaaa... beginilah hasilnya! Judul saya ubah ke dalam bahasa Indonesia saja, warna dipilih kekuningan agar terkesan ceria. Yap, fiuuuh... saya tak berbakat mendesain, tapi saya puas dengan hasil ini. Semoga tulisan di dalamnya pun tidak mengecewakan pembaca...

InsyaAllah, kalau ada rizki, kumpulan catatan ini akan saya perbanyak dan saya bagikan secara gratis juga, mungkin juga akan saya titipkan di ngampar nya Perpustakaan Jalanan, agar bisa dibaca lebih banyak lagi, intinya agar bermanfaat.



Minggu (juga), 28 Juli 2013
cover

Comments

Popular posts from this blog

Ketika Dolly Ditutup

10 Buku Ini...

Cirebon #2 : Sunyi di Sunyaragi