Lambaian Selamat Jalan

Pak, selamat milad.
Kirakira, selamat jalan.

26 Juli, hari lahir Bapak, dan hari yang mengharuskan saya berpisah dari Kirakira, netbook yang tiga tahun ini menemani saya.
Ah, banyak sekali kenangan bersamamu, Kirakira... meski tak sebanyak kenanganku bersama Bapak, tentu saja!

Seumur hidup, tak pernah saya menerima barang mahal. Telepon genggam pertama saya adalah telepon bekas pakai, yang sudah dimodifikasi oleh empunya-nya dahulu. Pakaian, atau apapun yang saya miliki, tak pernah mencapai harga di atas satu juta. Maka, ketika saya mendapat pesan singkat dari Mamah sewaktu sedang KKN, saya kaget bukan main! Kenapa saya dibelikan netbook? Dari mana uangnya, sementara Bapak sedang berobat ke sana-kemari?

Ya, saya tak pernah memintanya, bahkan mengutarakan ingin punya personal computer untuk membantu tugas kuliahpun tidak. Jadi, sewaktu melihat netbook di atas meja belajar saya di rumah, saya terharu. Tuhan memang Maha Pemurah. Orangtua saya memang halus perasaannya, bahkan yang tak terucapkan pun mereka coba memahami. Hari itu, saya mendapatkan barang mewah.

Alhamdulillaah, tugas semakin lancar dikerjakan. Menulispun jadi lebih mudah dan hemat, dibanding harus pergi ke rental komputer yang kadang perlu waktu berjam-jam untuk menyelesaikan satu tulisan, sementara billing terus berjalan tanpa ampun.

Singkat cerita, saya terbantu dengan kehadiran Kirakira, netbook hitam itu, di sisi saya.

Setahun ke belakang, Kirakira menunjukkan tabiatnya yang lain. Ia mulai ngambek, tak pernah bisa lepas dari charger. Ok, mungkin ia mulai butuh perhatian lebih. Kebetulan, kakak ipar saya paham betul tentang komputer, jadi saya bawa Kirakira bertemu kakak saya, ditinggal di sana selama hampir satu bulan. Alhasil, katanya Kirakira tak ada masalah apa-apa.

Memasuki bulan Juli ini, ada hal yang ganjil dengan Kirakira. Ia mengeluarkan bau terbakar. Saya cermati, datangnya dari lubang kecil tempat ujung charger biasa masuk. Saya mulai khawatir, jangan-jangan ini hal serius. Saya bawa Kirakira ke kantor, di kantor ada teman yang kuliah jurusan komputer, mungkin dia paham. Teman saya bilang, tak ada masalah, cuma ujung charger tak pas terpasang di lubangnya. Tapi darimana asal bau terbakar itu? Teman saya menjawab, mungkin ada arus pendek di dalam sana. Apakah saya harus mengganti baterai atau charger? Teman saya bilang, saya belum perlu mengganti apa-apa, kecuali sudah sangat parah kerusakannya.

Malam ini, saya coba memindahkan beberapa file dari Kirakira. Tak bisa dipungkiri, file sudah jadi seperti harta karun masa kini. Saya tak mau kehilangan berkas skripsi saya, laporan kantor, foto-foto hasil jepretan saya, dan yang utama adalah tulisan-tulisan saya itu! Beberapa file sudah selesai ditransfer, lainnya menunggu giliran.

Namun tak lama, ketika baru beberapa file yang tersalin, Kirakira tiba-tiba saja mati, total. Bunyi berdesis keluar. Saya langsung mematikan sambungan listrik. Ada apa ini? Sedih, iya. Mungkin hari ini adalah hari di mana saya harus mengucap selamat tinggal pada Kirakira.

Tak ada yang lebih menyenangkan selain mengisimu, Kirakira...
Selamat beristirahat dan sekalian, maafkan saya.


Bapak, selamat Milad....
Kirakira, sampai jumpa entah kapan...



26 Juli 2013

Comments

Popular posts from this blog

Ketika Dolly Ditutup

10 Buku Ini...

Cirebon #2 : Sunyi di Sunyaragi