Di Angkot Hari Ini

Tugas saya hari ini adalah ke rumah salah seorang teman kakak saya di Gg. Sukaluyu-Katamso. Perbekalan saya sudah siap, yakni secarik kartu undangan, minuman cincau kaleng dan sekerat roti lantaran belum sarapan. Saya berjalan bergegas di Sulanjana. Di situ sudah ada satu angkot yang ngetem menunggu penumpang. Saya malas sekali kalau naik angkot yang sedang ngetem maka saya teruskan berjalan melewati kantor rektorat ITB. Angkot yang ngetem tadi mengikuti, akhirnya saya naik. Sepi.

"Sepi euy!" Ujar Pak Supir. Saya yang baru naik menanggapi.
"Iya ya Pak, sepi. Liburan." Angkot Cicahehum-Ledeng itu lanjut lagi ngetem namun saya yang memang tak sedang buru-buru menikmati waktu ngetem sambil sarapan. Tak disangka, Bapak Supir tadi mengajak saya mengobrol, ia juga menyapai rekan-rekannya sesama supir angkot dengan sapaan yang sama,  terkait sepinya tarikan kalau sedang hari libur begini.

Sampai Katamso, penumpang di dalam angkot itu hanya saya seorang diri. Sesekali ia menengok ke arah saya, kembali mengajak ngobrol yang saya tanggapi dengan sesekali tersenyum.

***

Musim libur atau hari libur bagi supir angkot terkadang terasa amat menyiksa. Seperti Bapak ini, sudah menjelang tengah hari namun tidak juga mendapat muatan, baik dari arah Cicaheum maupun dari arah Ledeng. Sementara itu, setoran harus tetap diserahkan tiap harinya. Namun, salut untuk bapak supir yang satu ini. Ia memiliki keramahan yang hangat, meskipun dua hari ini boro-boro bisa makan lantaran setoran yang juga tak cukup. Ia masih bisa tersenyum dan tertawa. Ia menanyakan kabar rekan-rekannya yang ia temui di jalan. Ia tidak ugal-ugalan di jalan karena ingin kejar setoran. Ia juga tidak mengeluh. Duh Gusti... jaminlah ikhtiarnya dengan kecukupan...


23 Januari 2012

Comments

Popular posts from this blog

Ketika Dolly Ditutup

10 Buku Ini...

Cirebon #2 : Sunyi di Sunyaragi