Leuwigajah, Mulai Jatuh Cinta

Tiba-tiba saja, ketika saya sudah mulai memantapkan diri kembali ke jalur yang benar (skripsi), selepas pulang mengambil data di Indramayu, sebuah takdir datang menghampiri...

Hari keempat di Leuwigajah, Cimahi.
Syukur hari ini, setelah tiga hari kemarin selalu gagal membuka laman blog, hari ini saya bisa berceloteh. Bernafas lega, akhirnya. Sungguhlah, di sini sepi. Rumah ini begitu tenangnya setiap hari, kecuali kalau keluarga Ibu sudah pulang dari aktivitasnya masing-masing. Kecuali kalau si kecil Muhammad sudah bertandang ke lantai dua, kicau nya cukup membuat hidup hari saya. Muhammad, putra Ibu memang suka bertandang ke "wilayah" saya. Iyalah, sejauh ini klien yang saya dampingi di sini jarang sekali mengajak bicara, kecuali saat-saat belajar, makan, nonton televisi dan beranjak tidur, sesekali saya dengar juga celotehan maupun melihat tawanya. Itu juga cukup menenteramkan hati saya.

Dalam rangka aa, saya di Leuwigajah?
Itu, takdir yang menghampiri saya sekembali saya ke Bandung. Sungguhlah, awalnya berat. Sangat. Merelakan skripsi lagi. Merelakan kosan saya melompong, merelakan janji-janji yang sudah kadung dibuat, merelakan jadwal main pastinya. Tapi ya sudahlah ya... Ini kegiatan yang asyik, kan? Hehehe... Jadi relawan, ternyata rasanya macam-macam, seperti nano-nano kalau saya boleh menyebutnya. Kali ini, saya mendapat jatah mendampingi seorang klien dalam jangka waktu yang belum ditentukan sampai kapan. Kepada Ibu Yeni, atasan saya, saya bilang "Ini kayak penelitian longitudinal ya, Bu! Hehe.." Ibu Yeni hanya tertawa saja kala itu.

Yeah. Saya mulai terbiasa dengan ritme yang ada di rumah ini. Mungkin karena selama ini saya juga kost serumah dengan Ibu Kost, maka aktivitas kali inipun sama, saya merasa ada di kostan saja. Sejauh ini saya menikmati. Sepi memang. Asyik buat mengerjakan skripsi, merenung disamping melakukan pekerjaan saya mendampingi klien. Sepi. Namun udaranya beda dengan Bandung. Di depan rumah saja sudah berdiri tegak sebuah bukit. Ke warungpun sayurannya terkadang hasil kebun pedagangnya sendiri karena pasarnya lumayan jauh. Hanya transortasi saja yang agak sulit.

Iya. Di sini, saya mulai mencintai pekerjaan saya... Pekerjaan yang ternyata saya impikan dari masa putih-biru.


15 Mei 2012

Comments

Popular posts from this blog

Ketika Dolly Ditutup

10 Buku Ini...

Cirebon #2 : Sunyi di Sunyaragi