10 Buku Ini...

Saya bukan pembaca hebat. Saya mengumpulkan (tak seberapa) banyak buku dan dari jumlah itu, baru sedikit yang sudah tuntas dibaca. Apa daya, saya adalah jenis manusia pemilih buku, jadi bacaan saya memang tidak rupa-rupa jenisnya, dari penulis yang juga tidak aneka rupa. :D Hehe, iya, karena saya memang cenderung setia pada penulis tertentu dan tidak ingin coba-coba dengan penulis yang masih asing namanya.

Setelah sebelumnya mendapati kiriman di wall facebook saya dari (katanya) tukang manjat gunung yang suka baca yang menulis 10 buku enak versi dia di sini, saya kebagian tugas nyebarin virus serupa. Tak apalah, mumpung ide menulis tak kunjung datang, jadi here it is... 10 buku yang saya rekomendasikan untuk para pembaca sekalian yang budiman, disusun secara acak yaa..

Beberapa cover buku yang ada di 10 list saya

  1. The Little Prince, karya Antoine de Saint-Exupery. Mungkin sebagian dari kita pernah membaca buku ini ya. Betul, buku ini fenomenal sekali. Siapa yang tak tahu soal gajah dalam perut ular? Ah, itu melekat sekali di benak saya dari dulu hingga kini. Saya baca pertama kali waktu SMP, kakak saya yang punya. Bercerita tentang seorang pilot yang terdampar di gurun kemudian bertemu sosok Pangeran Cilik yang mempertanyakan hal-hal di luar akal. Bukunya tipis, ceritanya sederhana tapi dalam. Filosofis. Saya menemukan lagi buku itu beberapa tahun lalu di toko buku besar, tapi selang dua atau tiga hari setelah saya beli, buku itu sudah kembali menghilang dari toko buku. 
  2. Dunia Sophie, karya Jostein Gaarder. Nah buku yang ini filsafat sekali. Bukunya tebal, cover pertama yang terbit di Indonesia sama sekali tidak menarik menurut saya, tapi syukur saya melahap habis isinya. Buku ini juga yang dicari-cari dosen pembimbing skripsi saya tempo hari. Katanya, buku ini bisa membantu memahami sejarah filsafat dengan lebih ringan dan mudah. Betul adanya. Buku ini saya baca sewaktu semester pertama kuliah dan sukses mengantarkan saya mendapat nilai A untuk mata kuliah filsafat!
  3. Momo, karya Michael Ende. Ini buku agak jadul juga. Saya baca waktu SMP atau SMA, lagi-lagi buku milik kakak saya. Bercerita tentang gadis cilik bernama Momo dan Gerombolan Tuan Kelabu.  Dari Momo, kita bisa belajar untuk menjadi pendengar, sebagaimana satu quote yang ada di buku tersebut; Dan barangsiapa yang masih berpendapat bahwa mendengarkan bukan sesuatu yang istimewa, silakan mencoba apakah ia mampu melakukannya dengan sama baiknya.
  4. The Lord of The Rings, karya J.R.R Tolkien. Kalau buku ini, saya yakin banyak sekali yang tahu, pernah baca atau pernah menonton filmnya. Buku fiksi fantasi jarang sekali menarik minat saya, tapi yang satu ini lebih saya sukai dibanding Harry Potter. Penulisnya sukses menggambarkan nuansa Perang Dunia tahun 1930 hingga 1940-an dalam versi fiksinya.
  5. Ring of Fire, karya Dr. Lawrence Blair. Selain fiksi, saya suka buku-buku dokumentasi misalnya hasil penelitian atau ekspedisi. Salah satunya adalah yang ditulis Pak Blair ini. Beliau bersama adiknya pernah menjelajah Nusantara selepas kemerdekaan Indonesia dan beliau mendokumentasikannya baik dalam video untuk acara televisi maupun buku. Membaca buku ini bisa membuat kaki gatal ingin menjelajah Nusantara yang terlampau luas ini lho!
  6. The Geography of Bliss, karya Eric Weiner. Di mana tempat yang orang-orangnya paling bahagia? Eric Weiner adalah seorang jurnalis yang melakukan perjalanan keliling dunia demi mencari tempat-tempat yang penduduknya paling bahagia. Karena ditulis oleh jurnalis, maka buku ini juga menghadirkan data yang dalam, hasil kajian, observasi, namun juga dibungkus dalam bahasa yang ringan dan mudah dipahami.
  7. Balada Si Roy, karya Gol A Gong. Balada Si Roy pernah tayang secara berkala di Majalah Hai tahun 1980-1990an sebagai cerita bersambung dan sukses menarik banyak pembaca sampai jadi legenda. Namun saya baru berkesempatan membaca serial tersebut setelah Balada Si Roy merayakan ulang tahun ke-25 sejak pertama kali dibaca publik. Bercerita tentang Roy dengan segala lika-liku kehidupan remaja. Meski sudah berumur, karya ini tetap asyik untuk dibaca karena setting dan karakter tokoh yang kuat yang ditampilkan penulisnya.
  8. Perempuan-Perempuan Kramat Tunggak, karya Endang R. Sedyaningsih dan Mamahit. Buku ini merupakan dokumentasi hasil penelitian tentang para PSK yang hidup di Kramat Tunggak yang dahulunya adalah lokalisasi. Ditulis oleh (alm) Ibu Endang R. Sedyaningsih yang pernah menjadi Menteri Kesehatan beberapa tahun silam. Buku ini tidak sengaja saya temukan saat berkutat dengan skripsi dan cukup membantu saya dalam pengerjaan skripsi. Ah, Ibu, semoga penelitianmu ini berbuah kebajikan.
  9. Mereka yang Tak Terlihat, karya Irfan Korstchak dan Poriaman Sitanggang. Banyak yang menulis tentang Indonesia, namun sedikit yang bercerita tentang masyarakat minoritas. Buku ini memberikan informasi tentang mereka yang sering dianaktirikan dalam proses pembangunan Indonesia. Buku ini bercerita banyak tentang Barat hingga Timur Indonesia dalam konteks program PNPM yang digulirkan pemerintah. Ah, sewaktu membacanya atau melihat foto-foto yang bertebaran di dalamnya, rasanya nyeri. Rasanya malu mengingat "mereka yang tak terlihat" memiliki semangat yang lebih besar dibandingkan saya!
  10. Celoteh Anak, karya Wahyu Salvana. Saya dapat buku ini dari seorang kawan, sekira tahun 2009 atau 2010. Buku ini menginspirasi saya untuk mencatat banyak hal tentang polah anak-anak saat saya mengelola program SMILE for Children. Pak Wahyu sukses menyajikan kepolosan dan polah anak-anaknya yang lucu itu sehingga pembaca bisa memetik pelajaran dari kejadian sehari-hari yang disuguhkan lewat kepolosan anak-anak.
Hm, sebetulnya masih gatel nih ingin lanjut ke nomor sebelas, dua belas, dan seterusnya. Tapi cuma dibatasi sepuluh ya. Oke deh, kalau masih mau tahu lebih banyak buku yang menurut saya layak untuk dibaca sebagai pengaya rasa, kita bisa ngobrol langsung aja kali ya. ;)

Who next? Jadi penasaran nih buku apa yang para pembaca mau rekomendasikan. Mak Nurul Wachdiyah mau coba? ^o^b

Comments

Bukunya itu temanya agak berat ya Mbak kayaknya... Btw, makasih sudah merekomendasikan buku2 yang bagus... Ntar kucari dulu sinopsisnya di mbah gugel trus kalo menarik minat ntar luncur ke toko buku...
Unknown said…
Mbak Rita, ada yang ringan kok. Hehe. Selamat hunting ;)
noe said…
Dari 10 itu.. blm satu pun yg gue baca. Wkwkwm
Oci YM said…
Moga suatu hari saya bisa nulis buku sekeren 10 buku itu yah Mbak, biar saya bisa masuk listnya :) Salam kenal
Uwien Budi said…
pengumuman : akuuuh belom baca semuanyaa !! :D hahaha
Unknown said…
Mak Noe: Masa? Dikau suka LOTR kan?

Mbak Oci : Aamiin mbak. Saya tunggu bukunya, yes ;) Salam kenaaal

Mbak Win : Aaa gaak percayaaa...
Yehan Minara said…
penasaran sama dunia sophi kak...mau sich..aku setiap kali singgah ketoko buku nggak penah ada. :D
ulu said…
Dunia Sophie gak berhasil saya baca, tan. terlalu berat, gak ngerti :D Sama nasibnya dengan Little Prince. Pernah baca juga. Dan lagi2 gagal ngerti sih :D hahaha padahal saya anak sastra ya ampun. Geography of Bliss baca juga, dan pusing :D ah kacau sekali otak saya. Mungkin karena saya baca versi terjemahan, sejujurnya terjemahannya gak enakeun. Mungkin versi yg inggris lebih seru, tapi saya belum baca.

Tapi Momo saya bacaaaaa! LOTR juga dong, bacaan wajib. Saya sampe baca versi inggrisnya karena versi indo belon keluar waktu itu. Habis itu baca juga yang versi terjemahannya karena banyak kalimat yang saya gak ngerti di bhs inggrisnya.

Katanya you are what you read, tan :) bacaan kamu bagus2 sekali!
rudirustiadi said…
Dunia Sophie, karya Jostein Gaarder. keren tuh. saya pernah megang bukunya doang di Rumah Dunia, tebel banget.
Makaciii ntan udah ngenalin Balada si Roy....kereen,...dan lagi makasi sangat sudah mempertemukan dengan penulisnya.

Popular posts from this blog

Cirebon #2 : Sunyi di Sunyaragi

Ketika Dolly Ditutup