Ada beberapa ide yang berkelebat di dalam kepalaku. Seperti ide tentang Nismara yang sempat tertunda, tentang Kirana yang datang tiba-tiba, tentang takdir yang kadang jalan ceritanya mengiris hati, juga tentang bagaimana pengalaman bisa mengubah sisi hidup seseorang secara utuh, bulat-bulat. Aku menelan ludah, terlalu banyak yang datang melintas hingga aku tak sanggup memilah akan mulai menulis apa terlebih dahulu.

Harusnya hari ini aku senang tiada tara. Setelah menyadari penyakit kambuhan Kirakira, netbook-ku, ternyata masih bersarang, harusnya aku cukup antusias menjalani Piket Hari Sabtu yang digagas Teh Fika sejak sebulan lalu. Karena itu artinya, aku memiliki akses yang relatif lebar untuk menggunakan komputer kantor dan menulis. Saat ini aku memang tengah duduk di hadapan komputer satu-satunya di kantor, dan kebingungan mau menulis apa.

Kubuka laman-laman facebook yang setelah lama kulihat cukup membuat jenuh. Apa yang bisa kulakukan? Update status? Tidak ah, aku sedang tidak in mood untuk menulis di sana. Kubuka twitter ku dan aku mengalami hal yang serupa, hingga aku tergelitik membuka blogspot ku. Cukup membuatku tertantang untuk menulis. Dan ya, aku terjebak dalam kebingunganku untuk menulis apa, menginformasikan apa. Pada akhirnya, aku begini berceloteh tentang aku yang tertantang menulis namun menemukan diri sendiri kebingungan untuk menuliskan sesuatu.

Hidup kadang jadi begitu. Terlalu banyak yang dipikirkan pun kadang membuat kita jadi begitu. Bahkan, aktivitas merasapun, apabila ditumpang-tindih dengan perasaan lain sekian banyak, akan membuat kita limbung kebingungan.

Comments

Popular posts from this blog

Ketika Dolly Ditutup

10 Buku Ini...

Cirebon #2 : Sunyi di Sunyaragi