Di Keping Kenangan Kita

Segala tentangmu Pak, aku tak lupa.

Ada banyak persoalan yang beberapa hari terakhir ini kuhadapi, Pak. Sampai-sampai aku tak sempat menyiapkan hatiku untuk bertemu dengan kepingan kenangan yang pernah kita miliki di tempat ini. Dapatkah engkau menebak Pak, sedang berada di manakah aku saat ini?

Ada satu kenangan tentang kita di dinginnya udara Kota Kembang.
Gadis kecilmu ini, berbilang tahun yang lalu, mengenakan kaus hijau bergambar beruang yang sedang tertidur, dengan celana pendek dan sepatu keds, memasang pose terbaiknya di patung ikan mas besar itu. Ah, sudah berapa lamakah waktu yang telah berlalu itu? Kukira, waktu tujuh belas tahun sudah teramat wajar bagi sebuah kenangan untuk menguap. Tapi, aku masih mengingatnya. Mungkin engkaupun masih mengingatnya dengan jelas. Dan, jika waktu tak sebegitu kejam pada kita, mungkin saat ini aku tengah meneleponmu, kemudian membincang kenangan kita yang pernah ada di sini, di Sindang Reret.

Pagi ini aku berjalan menyusuri jalanan aspal, menuju sebuah cottage yang terletak sekomplek dengan Sindang Reret. Seperti yang pernah kita tahu, Pak, Sindang Reret adalah sebuah restoran yang sudah ada sejak tahun 1950-an di sisian jalan Bandung-Subang, tepatnya di daerah Cikole, beberapa ratus meter sebelum kawasan Gunung Tangkuban Parahu. Kita sama-sama mengenalnya, bukan? Namun Pak, ketika aku berjalan menuju cottage di pagi hari yang dingin ini, aku tak menemukan patung ikan mas besar, tempat dulu engkau bersikukuh mengabadikan potretku di sana. Juga tak kutemukan perosotan berbentuk binatang-binatang tempatku dulu diajak bermain olehmu.

Tapi kepingan-kepingan kenangan kita itu menguasaiku pagi ini meski tak bisa lagi kulihat pecahannya yang nyata di sini. Ah Pak, tampaknya, ada atau tidak ada patung ikan mas dan wahana perosotan itu, aku mengingat kenangan kita di tempat ini.

Lalu, di mana lagi aku bisa menemuimu? Batam, Yogyakarta, Indramayu, Jakarta... Pak, biar kupunguti satu-satu langkahmu, agar rindu ini sedikit ada obatnya. Dan, ingatanku tentangmu akan tetap mengakar jauh di sini. Hati.



Selepas menginderaimu di Lembang.
15 Nov 2013

Comments

Unknown said…
sarapan pagi yang lezat, udah baca blognya teh intan. huaaah.. mantap!
Jadi ketagihan deh. :)
Unknown said…
nyammm nyaaammm nyaaammmm :D
Nurul Noe said…
Tentang bapak?
*selalu kepo*
Unknown said…
selalu terpesona dengan permainan kata di blognya teh Intan.
diksinya bagus2, jadi banyak belajar. :)

ditunggu update-an selanjutnya teh. ^.^
Yehan Minara said…
Aku selalu jatuh cinta dengan blogmu kak ..... Sungguh:):)
Unknown said…
lagi dikasih PR nih sama bu guru Noe... heu. moga blognya bisa oke jd update-annya pun oke.

nuhun udah mampir kang fit... si aye ntar singgah juga. jangan lupa suguhannya yak! :D
Unknown said…
makasih yehan udah mampir di lapak saya...
tunggu saya juga bakal singgah di blogmu yak! mau ngepoin si Rey :D

Popular posts from this blog

Ketika Dolly Ditutup

10 Buku Ini...

Cirebon #2 : Sunyi di Sunyaragi