Menikmati Senja di Mercusuar Anyer
Matahari
sudah hampir pamit ketika saya sampai di Anyer, Sabtu, 9 Februari 2013. Pantai
yang merupakan salah satu andalan pariwisata Provinsi Banten ini terlihat
tenang. Hembusan angin semilir mengiringi senja yang merangkak hati-hati.
Ini adalah pertama kalinya saya ke Anyer. Perjalanan saya ditempuh dari Carita, Kabupaten Pandeglang, dengan menaiki angkutan kota. Saya membayar Rp 15.000,- untuk tarifnya. Anyer juga dapat ditempuh dengan angkutan kota dari Alun-alun Kota Serang menuju Simpang
Tiga Cilegon, dengan tarif Rp 5000,- dan memakan waktu tempuh sekitar 30
menit. Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan naik angkutan kota dari
Simpang Tiga ke arah Anyer, tarifnya Rp 5000,-.
Pantai
Anyer luas menghampar, memanjang hingga ke Carita. Anyer hampir serupa dengan pantai-pantai lain. Namun, Anyer tetap
memiliki pesonanya sendiri. Pesona Anyer diwakili oleh sebuah bangunan bercat
putih dan berbentuk silindris yang mengerucut di bagian puncaknya. Bangunan
tersebut tinggi menjulang menggapai langit. Letaknya yang tak jauh dari jalan
raya membuat bangunan tersebut seolah menyapa para pelancong untuk singgah sejenak. Bangunan tersebut memang terlihat mencolok dibandingkan dengan
bangunan-bangunan lain di sekitarnya.
Perasaan sunyi dan kerdil menyergap begitu saya sampai di hadapan bangunan yang menjulang ke langit itu. Mercuasuar
Anyer, begitu bangunan itu diberi nama. Dibangun pada tahun 1885 oleh
Pemerintah Kolonial Belanda, tak menjadikan Mercusuar Anyer serapuh usianya. Ia
masih kokoh menjulang dan tetap difungsikan untuk memantau kapal-kapal yang
berlayar di Selat Sunda.
Mercusuar
Anyer sebenarnya bukan kawasan wisata. Namun, walaupun demikian, pihak pengelola
memberikan kesempatan bagi pengunjung yang ingin tahu mengenai mercusuar untuk
masuk dan melihat-lihat di dalam bangunan mercusuar. Tarifnya hanya Rp 5000,-.
Mercusuar Anyer terdiri dari 16 lantai. Di lantai puncak, pengunjung dapat
melihat ke laut lepas dengan jarak pandang 30 mil. Saya hanya sanggup mencapai
lantai ke sepuluh dan memutuskan untuk turun, kemudian berbincang dengan
petugas mercusuar yang kini dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Matahari
semakin redup sinarnya. Saya memilih untuk duduk di dermaga, memandang
mercusuar dari kejauhan. Ada perasaan yang melingkupi saya, perasaan akan kemegahan
masa lalu. Perasaan tentang kekerdilan saya di hadapan masa lalu.
kuswointan, 9 Fabruari 2013
Mercusuar Anyer dari kejauhan |
Comments