Teh. Tiba-tiba saja, ada seorang kawan yang menanyakan tentang teh dan hubungannya dengan saya. Saya pikir, begitulah arah dari pertanyaannya. What kind of question it was! Mungkin pertanyaannya itulah yang mendorong saya untuk menuliskan ini. Mungkin terdengar tak begitu penting ya, tapi tak apa karena teh memang memiliki peranan atau setidaknya menyimpan kenangan tentang hidup saya. Keluarga saya lah yang pertama kali mengenalkan teh pada saya. Dahulu sekali, ketika saya masih kecil, sebagai satu-satunya anak yang kerap dimintai tolong untuk ke warung, maka saya pun kerap menjadi sasaran si Mbah. Mbah suka meminta tolong ke warung juga. Saya sampai hafal. Setiap kali Mbah menerima uang pensiun, ia selalu memanggil saya, meminta saya pergi ke warung membeli beberapa keperluan pribadinya, termasuk teh. Teh bubuk kering cap Jangkar, itu teh favorit Mbah. Di rumah, ada tiga teko yang selalu ada di dapur. Ketiganya terpakai dan terisi. Satu teko berisi air putih panas, dua lainny...
Comments